Bekasi, 3 Juli 2025 – Ratusan insan pers Bekasi mendesak Kang Dedi Mulyadi (KDM) klarifikasi statemen viral yang dinilai menyakiti profesi wartawan.
Ratusan Wartawan Bekasi Raya Protes Statemen KDM
Ratusan insan pers dari Kabupaten Bekasi dan Kota Bekasi berkumpul di Saung Jajaka, Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, Kamis (03/07/2025).
Mereka mempersoalkan statemen Gubernur Jawa Barat, Kang Dedi Mulyadi (KDM), yang mengajak masyarakat untuk tidak bekerjasama dengan media.
Statemen tersebut viral di media sosial dan dinilai menyakiti perasaan wartawan Bekasi.
“Media adalah corong masyarakat. Media sosial hanya milik pribadi, berbeda dengan produk jurnalistik yang memiliki pertanggungjawaban,” ujar Ketua Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Kabupaten Bekasi, Doni Ardon.
Ucapan tersebut disampaikan di hadapan para ketua organisasi pers, pengusaha media, wartawan, dan tokoh masyarakat yang hadir.
Statemen KDM Dinilai Lukai Wartawan
Doni Ardon menyayangkan statemen KDM yang viral dan dinilai tidak mencerminkan sikap seorang pemimpin. “Statemennya tak punya nurani dan menyakiti hati insan pers,” tegasnya.
Walaupun KDM berdalih demi efisiensi anggaran Pemprov Jawa Barat, Doni mengingatkan agar jangan melukai perasaan wartawan.
“Yang lebih menyakitkan, dia malah menganjurkan masyarakat untuk mempublikasikan kegiatan di Facebook, TikTok, YouTube, dan Instagram,” tambah Direktur Mitranews tersebut.
Doni juga berharap kepala daerah lain tidak terpengaruh oleh pernyataan tersebut dan tetap melaksanakan tugasnya secara maksimal, bukan sekadar rajin membuat konten di media sosial.
Ketua PWI Bekasi Raya: Jaga Marwah Profesi Wartawan
Ketua PWI Bekasi Raya, Ade Muksin, menilai pernyataan KDM menyepelekan peran media profesional.
“Ini harus kita hadapi dengan kepala dingin, namun tetap dengan pikiran yang tajam,” katanya.
Ade Muksin mengajak wartawan Bekasi tetap menjunjung etika profesi.
“Kita bukan sedang baper, melainkan menjaga marwah profesi jurnalis agar tidak dipermainkan narasi menyesatkan publik. Hari ini kita berkumpul bukan karena amarah, tapi karena panggilan moral,” bebernya.
Media Mitra Bangsa, Bukan Musuh Negara
Ketua AWIBB Jawa Barat, Raja Tua, menegaskan media bukan musuh negara, melainkan mitra bangsa.
“Pernyataan sikap insan pers Bekasi Raya lahir dari niat luhur menjaga kehormatan profesi wartawan,” ujarnya.
Hadir dalam dialog tersebut berbagai organisasi pers seperti SMSI Kabupaten Bekasi, PWI Bekasi Raya, AWIBB Jawa Barat, AWPI Kabupaten Bekasi, PPRI Kabupaten Bekasi, AWI Kabupaten Bekasi, KOSMI, Forum Hari Ini (FHI), serta ratusan wartawan dan pemimpin media.
Hadir juga tokoh masyarakat Kabupaten Bekasi, Ketua Umum Jajaka Nusantara HK Damin Sasa dan Presiden Facebooker Ebong Hermawan yang sama-sama meminta KDM menghormati pers sebagai pilar demokrasi.
Acara Berlangsung Tertib dan Damai
Dialog dipandu pengurus SMSI Kabupaten Bekasi, Suryo Sudharmo dan Paulus Simalango. Setelah mendengar pandangan para pemimpin media dan tokoh masyarakat, acara diakhiri dengan pembacaan pernyataan sikap bersama oleh Ketua SMSI Kabupaten Bekasi Doni Ardon dan Ketua PWI Bekasi Raya Ade Muksin.
Isi Pernyataan Sikap Insan Pers Bekasi Raya
- Menegaskan pers sebagai pilar keempat demokrasi, bukan hanya pelengkap seremoni pemerintah.
- Menolak stigma “media tak diperlukan” dan meminta klarifikasi resmi dari Gubernur KDM.
- Mengingatkan media sosial tak punya redaksi, sistem verifikasi, dan tak tunduk Kode Etik Jurnalistik.
- Mendorong kerja sama positif antara media, pemerintah, dan masyarakat untuk informasi publik yang benar.
- Memperkuat solidaritas wartawan Bekasi agar tak mudah dipecah belah oleh pihak luar.
Insan pers Bekasi berharap Gubernur KDM segera memberikan klarifikasi resmi, menghormati UU Pers No. 40 Tahun 1999, dan tetap menganggap media sebagai mitra strategis bangsa, bukan musuh negara.
Penulis: Heru
Hari Kebangkitan Nasional Indonesia : 20 Mei – Kesadaran Nasional